Pernah ngerjain orang di sekitar kamu? Nge-prank atau
ngejahilin orang memang menyenangkan asal jangan merugikan orang tersebut.
Kalau lagi ulang tahun biasanya kita jadi sasaran kejahilan dari orang sekitar
kita. Bagaimana kalau diputar-balikan? (bukan balikan ya!) Ulang tahun kamu
dijadikan ajang untuk ngejahilin orang lain?
Di hari pertama tiba di Seattle, saya sudah ngejahilin satu
orang loh. Kejadiannya ketika makan malam di suatu restoran di area downtown
Seattle, The Butcher’s Table.
Menu Makan Malam di Seattle; Cocok di Lidah atau Tidak?
Makan malam kala itu menyenangkan bagi saya. Ada beberapa
menu baru yang kami pesan sama sekali belum pernah saya coba. Jadi, ajang
tersebut jadi ajang saya icip-icip makanan dengan cita rasa ala orang barat
yang diracik chef asal sini juga.
Steak menjadi menu utama yang sudah saya tunggu-tunggu. Selama
di Indonesia, kalau beli steak, saya selalu pesan steak dengan tingkat
kematangan well done. Dari kecil, saya enggak biasa makan daging yang dalamnya
masih terlihat kemerahan. Kalau masih merah atau mendekati pink di dalamnya,
kata mama masih mentah. Mama saya paling rewel soal daging yang belum matang. Kalau
beli ayam goreng aja trus dalamnya masih merah, langsung enggak boleh dimkan
sama mama saya. Masih mentah. Takut kalau ada bakteri jahat yang masih hidup. Biasalah
emak-emak ya.
![]() |
Ribeye Wagyu Beef |
Kali ini, saudara saya pesan steak yang medium rare (mungkin
rare, saya lupa. Dimana sekitar 60% sampai 70% bagian dalamnya masih berwarna
merah. Kata orang sih steak dengan tingkat kematangan medium rare atau rare itu
enak karena berasa lembut dan juicy alias tidak kering.
Benar saja! Ketika dibelah, bagian dalam dagingnya masih
terlihat kemerahan. Antara warna merah dan pink. Di celah-celah daginnya juga
masih bisa dilihat ada cairan berwarna merah tua seperti darah. Kalau menurut
saya itu antara kandungan air dari daging yang bercampur darah atau minyak
panggangan yang meresap kedalam lalu menyatu dengan sisa-sisa darah yang belum
menguap.
![]() |
Tengok penampakan bagian dalam steak yang masih merah |
Saya pun mengambil satu layer besar lalu saya potong kecil
kecil seukuran yang bisa masuk di mulut. Ketika di coba, ternyata rasanya
memang jauh berbeda dengan steak yang biasa saya makan. Dagingnya memang jauh
lebih lembut. Kondisi daging yang tidak kering ini bikin tidak seret di
tenggorokan. Ini yang biasa dibilang juicy sama orang-orang. Saya menyesal
selama ini selalu pesan steak dengan tingkat kematangan well done.
Menu berikut yang kami pesan adalah Lobster Gnocchi. Gnocchi
itu yang betuknya kotak-kotak berwarna putih itu. Gnocchi ini sejenis pasta
yang terbuat dari kentang. Biasa disajikan dengan siraman saus. Kali ini
sausnya ada campuran daging lobster. Makanya namanya Lobster Gnocchi. Di sekitanya
juga ditambahkan kacang polong.
![]() |
Lobster Gnocchi |
Hmm… Saya tidak suka kacang polong. Karena itu, saya
pinggirin deh kacang polongnya. Lalu, pasta yang saya suka hanya spaghetti. Selain
itu saya kurang suka. Begitupun dengan Gnocchi ini. Pasta berbentuk kotak yang
agak kenyal ini rasanya geli gitu pas ngelewatin tenggorokan. Tapi saya paksa
aja. Dari pada kelaperan kan.
Nah kalau sausnya jadi favorit banget karena ada campuran
lobsternya. Potongan daging lobsternya itu besar-besar loh. Kebetulan sudah
lama juga tidak makan lobster. Jadi bahagia banget ketemu potongan lobster di
menu ini. Alhasil, perasaan saya terhadap menu ini jadi complicated. Gnocchi
dan kacang polongnya saya tidak suka, tapi saus lobsternya saya suka banget.
![]() |
Grits |
And, it tastes like hell. Dari semua menu makanan di Negeri
Paman Sam ini, sepertinya grits adalah menu yang paling tidak saya sukai. Teman
saya yang orang asli sini bahkan kaget ketika saya bilang kalau saya tidak suka
grits. Seketika dia ngeliat saya sebagai orang aneh haha. Saya enggak perduli. Enggak
mau memaksakan. Kalau saya tidak suka ya tidak suka. Saya enggak mau makan itu
lagi. Toh masih banyak menu makanan lainnya yang saya suka.
Sampai sekarang saya masih tidak habis pikir, apa yang orang
sini suka dari grits? Hmm memang ya seleranya beda sekali.
Nge-prank Om Waiter di Seattle
Setelah selesai melahap semua menu utama makan malam, meja
kami pun dihampiri waiter. Selain datang untuk membersihkan meja kami, dia juga
menanyakan pendapat kami soal makanan yang kami santap. Ini salah satu budaya
Amerika yang saya suka. Setiap makan di restoran, para waiter tidak pernah lupa
menanyakan pendapat kita tentang makanan yang disajikan. Apa kita suka, apa ada
yang kurang kita sukai dari menu yang disajikan, apa kita butuh sesuatu. Pasti selalu
ditanya. Jadi berasa dilayani dengan sepenuh hati. Dijamin, kamu jadinya tidak
akan ragu-ragu untuk memberikan uang tip saat hendak meninggalkan tempat tersebut.
Saat itu pun kami pesan dessert. Setelah memesan menu
dessert untuk penutup makan malam kami saat itu, saya lalu bilang ke waiternya
kalau hari itu saya ulang tahun. Padahal hari ulang tahun saya sudah lewat
lebih dari sebulan yang lalu. Sebenarnya saya tidak mau bohong. Tapi kata
saudara saya, kalau ada yang ulang tahun biasanya akan dikasih lilin oleh pihak
restoran. Saya jadi penasaran benar atau tidak. Jadinya saya jahilin saja si
waiter. Kan lumayan kalau beneran dikasih lilin.
Beberapa saat kemudia, pesanan kami datang.
Kami pesan Cardamom Butter Cake dengan siraman krim dan
sirup blueberry. Jangan tanya rasanya. Top markotop. Makan ini tiap hari pun
saya tidak akan menolak! Kalau pulang kampung, saya pengen minta mama buatin
ini dengan nyontek resep di internet. Lumayan kan, nambah resep cake buat mama
saya.
Dan ….
Taraaaaaa! Saya dapat lilin! Yah walaupun lilinnya kecil dan
Cuma sebiji gak apalah. Yang penting beneran dikasih lilin. Lucu deh. Lilinnya ditancepin
ke dalam krim. Tiup lilin ulang tahun (ulang tahun yang sudah lewat) di negeri
orang rasanya sesuatu.
Maafkan saya ya om waiter yang sudah saya bohongi.
Haha, jahil yaaaa.
ReplyDeleteTapi seru banget ya makan disitu, aaaak semoga dapat kesempatan buat icip2 menu disana juga, Amiiiin.
Amin mbak hani. Kalau ada kemauan, pasti ada jalan.
DeletePasti suatu saat nanti ada rejekinya untuk kesini.
hihihi demi dapet lilin yaaa ;p. Happy belated bday aniwei ;p
ReplyDeletethank you mbak Zata. tapi ultahnya udah lewat lama banget haha.
DeleteHi nice reaading your blog
ReplyDelete